Ingin Terhindar Hipertensi? Kurangi Konsumsi Bumbu Ini

Perhatian terhadap kekurangan terbaru dari ketergantungan garam menunjukkan berapa banyak garam rakyat Indonesia. Dalam berbagai makanan olahan, garam sering digunakan setiap hari sehingga ketika ada kekurangan, maka dampaknya akan mempengaruhi orang banyak.

Tapi apakah Anda tahu bahwa langka atau non-penggunaan garam masyarakat Indonesia dan perlu dibatasi tahu. Hal ini karena menurut data Riset Kesehatan Dasar tahun 2013 sebanyak 26,2 persen penduduk Indonesia mengkonsumsi kelebihan garam.

Penelitian lain yang diterbitkan pada tahun 2014 dalam jurnal Gizi Indonesia bahkan kemudian melihat bahwa 53 persen orang Indonesia yang mengkonsumsi kelebihan garam. Departemen Kesehatan sendiri merekomendasikan bahwa seseorang mengkonsumsi tidak lebih dari 5 gram garam (2.000 miligram sodium) per hari atau setara dengan satu sendok teh.

"Itu berlebihan dan itulah yang bisa kita memperbaiki," kata Dr Andi Khomeini Takdir Haruni, SPPD, akrab disebut Data Dr Koko Dewan dan Medical Association Informasi Indonesia (IDI) .

"Saran antara 1500-2300, data yang kami miliki rata-rata (konsumsi natrium red) adalah 15 gram per hari, adalah 6-10 kali normal dapat membayangkan efek," kata Dr Koko ketika ia menghubungi detikHealth Selasa (2017/01/08).

Apa dampak ketika asupan garam berlebihan masih diperbolehkan? Satu hal yang bisa diamati secara langsung adalah meningkatnya prevalensi hipertensi.

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit menular, Kementerian Kesehatan, Dr Lily S. Sulistyowati, MM mengatakan bahwa pada 2013 prevalensi hipertensi di Indonesia mencapai 25,8 persen. Angka tahun 2016 menurut www.carakuhidupsehat.com National Survey of Indikator Kesehatan naik menjadi 32,4 persen.

Dengan meningkatnya tingkat hipertensi dapat dipastikan bahwa jumlah penyakit yang menyertainya, seperti stroke, penyakit jantung dan gagal ginjal juga meningkat.

"Saran saya adalah natrium pendidikan (nama lain untuk sodium)." Harus ada gambar dalam masyarakat yang bekerja khusus untuk pembatasan garam (konsumsi), "pungkas Dr. Koko.

Komentar

Postingan Populer